3
Tahap Marketing Modern untuk Memenangkan ‘Perang’
Marketing adalah aktivitas menjual dan menyebarluaskan
produk atau jasa agak semakin banyak dikenal orang untuk tujuan mencari
keuntungan. Aktivitas ini tentunya sudah ada sejak jaman dulu, yakni sejak
manusia menukar sebuah barang untuk barang yang lain yang ia perlukan. Dan
sejak jaman itu pula, gaya marketing selalu berubah dari masa ke masa. Termasuk
pada saat ini, marketing sudah ‘disusupi’ ilmu pengetahuan dan teknologi yang
membuatnya semakin powerful. Namun
untuk sampai pada tahap tersebut, ada 3 hal yang patut kita perhatikan. Tiga
hal ini bagaikan trisula yang dapat membantu Anda memenangkan persaingan
bisnis, sekalipun itu sangat ketat.
Baik, mari kita mulai. Yang pertama yang harus kita
sepakati terlebih dahulu adalah, yang dimaksud marketing modern adalah
marketing dengan melibatkan internet. Tentu saja demikian karena internet
adalah hasil dari ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. Selain itu, internet
juga menjadi simbol modernitas di era sekarang. Lantas apa tahapan pertama dari
marketing modern dengan internet ini? Jawabannya adalah targeting. Internet meredupkan sinar marketing lawas dengan brosur, baliho, banner,
bahkan iklan televisi sekalipun, dengan kemampuan yang begitu ampuh bernama targeting. Internet mampu membidik calon
konsumen kita dengan sangat presisi. Salah satu contohnya adalah dengan facebook advertising. Mark Zuckerberg
telah menyiapkan berbagai ceruk yang disebut dengan istilah ‘interest’ sebagai wakil persona dari
calon konsumen yang akan Anda iklani.
Praktik targeting
tentunya sudah sangat fasih dilakukan oleh para internet marketer di seluruh dunia. Mereka memiliki trick yang ampuh untuk memilih siapa
saja sasaran iklan mereka. Namun sayangnya, tak semua marketer berfikir lebih cerdas dengan mengumpulkan database. Ya, inilah tahap ke-2,
mengumpulkan database. Tapi tunggu
dulu, database ini bukan sekadar followers di instagram atau likers di fan pages, melainkan nomor telepon dan/atau email calon pembeli
Anda. Untuk membuat mereka mau memberikan sesuatu yang cukup privasi itu, kita
harus bisa ‘menyogok’ mereka dengan penawaran produk yang lebih murah dari
produk utama atau justru gratis.